JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

 

 






Selama perjalanan belajar melalui kegiatan modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak, saya telah mengalami perubahan yang signifikan dalam cara saya memahami dan menjalani peran sebagai pendidik. Pengalaman ini telah memberikan berbagai pengetahuan dan pemahaman baru yang menginspirasi saya dalam perjalanan pendidikan saya.

Facts (Peristiwa): Kegiatan modul 1.3 telah memperkenalkan saya pada konsep visi Guru Penggerak. Saya telah belajar tentang pentingnya memiliki visi yang kuat dalam dunia pendidikan. Melalui diskusi, refleksi, dan kolaborasi dengan rekan-rekan, saya juga mendapatkan wawasan tentang bagaimana visi dapat menjadi pendorong utama perubahan positif dalam pendidikan.

Feelings (Perasaan): Saat mengikuti kegiatan ini, perasaan yang mendominasi adalah rasa antusiasme dan terinspirasi. Saya merasa bersemangat untuk menggali lebih dalam konsep visi dan bagaimana saya dapat menerapkannya dalam praktik pendidikan saya. Selain itu, ada rasa syukur dan berkat karena saya memiliki kesempatan untuk belajar dan tumbuh sebagai pendidik.

Findings (Pembelajaran): Dari kegiatan ini, saya telah memperoleh banyak pembelajaran berharga. Saya menyadari bahwa visi bukan sekadar kata-kata, tetapi merupakan panduan yang memberikan arah dalam tindakan kita. Saya juga belajar tentang paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) dan bagaimana fokus pada aset dan kekuatan dapat menjadi landasan yang kuat dalam meraih perubahan positif.

Future (Penerapan ke Depan): Dalam merefleksikan kegiatan ini, saya ingin menerapkan pembelajaran yang saya peroleh ke depan. Saya berkomitmen untuk mengembangkan visi yang kuat dalam peran saya sebagai pendidik, yang akan menjadi pendorong perubahan yang positif dalam pendidikan. Saya juga berencana untuk menggunakan pendekatan IA dalam memandang aset dan kekuatan dalam diri sendiri, peserta didik, dan komunitas pendidikan saya. Dengan demikian, saya berharap dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih bermakna dan berdampak positif pada masa depan siswa-siswa saya.

Kegiatan modul 1.3 telah membuka pintu bagi saya untuk menjelajahi konsep visi Guru Penggerak dengan model 4F, dan saya yakin bahwa pembelajaran ini akan membimbing saya dalam perjalanan pendidikan yang lebih baik dan bermakna.

Pada tanggal 6 September 2023, kita memasuki Modul 1.3 dalam perjalanan pembelajaran melalui Learning Management System (LMS) kami. Modul ini memiliki tujuan khusus yang sangat penting, yaitu memahami dan menjelaskan pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam dunia pendidikan. Modul ini dirancang untuk membantu kita, sebagai peserta dalam program ini, untuk mengembangkan visi yang kuat, berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan murid-murid kita.

Kita akan memulai perjalanan ini dengan merenungkan tentang imajinasi kita mengenai murid masa depan. Ini adalah awal dari perjalanan kita menuju pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya visi yang berpihak pada murid dalam menciptakan perubahan positif dalam pendidikan. Saya, sebagai penggerak dan fasilitator dalam program ini, memiliki visi yang kuat tentang masa depan pendidikan. Saya ingin melihat para peserta didik kita tumbuh menjadi pemimpin yang berdedikasi.

Visi saya adalah bahwa mereka memiliki kualitas kepemimpinan yang kuat dan tekad yang tidak tergoyahkan untuk memajukan dunia pendidikan. Mereka akan menjadi agen perubahan yang membawa inovasi, inklusi, dan semangat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di seluruh dunia. Dengan komitmen mereka, masa depan pendidikan akan menjadi lebih cerah dan berkelanjutan.

Kegiatan dalam LMS Modul 1.3 akan membantu kita mencapai tujuan ini. Kita akan melakukan eksplorasi konsep belajar yang mengarah pada prakarsa perubahan. Konsep ini dikenal dengan sebutan "BAGJA," yang merupakan singkatan dari "Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Impian, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi."

Kita akan memahami bagaimana konsep ini dapat membantu kita menggali potensi diri dan peserta didik kita, serta bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam praktek pendidikan. Kegiatan-kegiatan ini akan membawa kita lebih dekat pada pemahaman yang lebih mendalam tentang visi yang berpihak pada murid dan bagaimana visi ini dapat menjadi motor penggerak perubahan yang positif dalam dunia pendidikan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas setiap langkah dari konsep BAGJA secara rinci, memahami pentingnya masing-masing langkah, dan bagaimana langkah-langkah ini dapat membantu kita mencapai visi yang kita impikan. Dengan begitu, kita akan siap untuk memulai perjalanan penuh makna ini dan menjadikan visi tersebut menjadi kenyataan dalam dunia pendidikan kita.

Mari bersiap-siap untuk memahami dan mengimplementasikan visi yang berpihak pada murid, dan mari kita mulai perjalanan kita melalui Modul 1.3 ini dengan semangat dan tekad yang kuat. Selanjutnya kegiatan eksplorasi konsep berbagi visi murid impian saya Visi Menjadi pemimpinan Masa Depan yang Religius, Berkelanjutan, dan Terhubung

sangat penting, integritas berlandasan nilai agama, penggunaan sebuah teknologi untuk perubahan positif, konektivitas dan kolaborasi, perhatian untuk sebuah lingkungan, kesejahteraan, pendidikan yang berkualitas dan menjadi pemimpin yang inpiratif. Saya membeuat ilustrasi berupa gambar dibawah.



 

Dalam kegiatan ini, saya juga melakukan umpan balik ke sesama rekan calon guru penggerak, dan pada saat eksplorasi konsep, saya ikut serta dalam sesi forum diskusi "Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif." Proses ini telah memberikan cahaya pencerahan dalam peran saya sebagai pendidik, dan ada beberapa hal yang sangat mencerahkan saya selama proses menyusun visi pribadi saya.

Pertama, pendidikan sebagai Guru Penggerak telah membawa pencerahan dalam peran saya sebagai pendidik. Ini adalah peran yang memungkinkan saya untuk lebih aktif terlibat dalam mengembangkan dan mendorong perubahan positif dalam dunia pendidikan. Saya merasa didorong dan berkomitmen untuk memperbaiki sistem pendidikan dan memberikan yang terbaik bagi peserta didik.

Kemudian, memiliki visi yang jelas tentang masa depan murid-murid menjadi motivasi utama dalam pekerjaan saya. Visi ini memberikan arah dan tujuan yang nyata dalam tindakan dan keputusan saya sehari-hari. Saya merasa lebih termotivasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan holistik siswa, termasuk aspek karakter dan nilai-nilai.

Selain itu, kerja sama dengan rekan sejawat, orang tua, dan lingkungan sekolah menjadi semakin penting dalam usaha untuk mewujudkan visi ini. Proses berbagi gagasan, pengalaman, dan upaya bersama dengan pihak-pihak terkait telah memberikan pencerahan tentang pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama. Ini mengingatkan saya bahwa pendidikan adalah usaha bersama dan bahwa komunitas pendidikan yang solid dapat menciptakan dampak yang signifikan.

Dalam hal penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks sehari-hari sebagai pendidik, saya membayangkan bahwa ini dapat dilakukan melalui serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk menggali potensi dan kekuatan siswa. Ini bukan hanya tentang memberikan jawaban, tetapi tentang membimbing siswa untuk menemukan jawaban mereka sendiri, membangun rasa percaya diri, dan merangsang pemikiran kritis. Pendekatan ini menciptakan lingkungan positif yang mendukung perkembangan siswa dari segi akademik dan karakter.

Penerapan inkuiri apresiatif juga membantu menciptakan Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan. Ini mencakup aspek-aspek seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang mencerminkan pendidikan yang holistik. Dengan pendekatan ini, saya yakin siswa akan tumbuh menjadi individu yang memiliki kesadaran moral dan etika yang kuat, dan siap untuk menghadapi tantangan dunia dengan sikap positif dan integritas.

Dengan demikian, pencerahan yang saya peroleh melalui proses ini adalah bahwa pendidikan sebagai Guru Penggerak memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam peran saya sebagai pendidik, dan penerapan inkuiri apresiatif adalah salah satu alat yang kuat untuk mencapai visi ini dalam praktek sehari-hari. Saya yakin bahwa dengan tekad dan komitmen, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan siswa secara menyeluruh dan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan pendidikan.



Tanggal 20 September, kegiatan kolaborasi kami membuka ruang untuk berbagi pengalaman yang berharga dari berbagai jenjang pendidikan. Diskusi ini telah membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang kontribusi luar biasa dalam mewujudkan visi pendidikan melalui prakarsa perubahan. Dalam kelompok kami, kita mengeksplorasi cara meningkatkan literasi peserta didik melalui pembuatan MADING, yang juga berfungsi sebagai sarana untuk menjunjung nilai leluhur dan menghindari plagiat dalam konteks penerapan profil Pancasila.

Pembuatan MADING (Majalah Dinding) adalah salah satu langkah yang signifikan dalam mengembangkan literasi peserta didik. MADING memungkinkan siswa untuk menggali kreativitas mereka, mengekspresikan gagasan, dan mengembangkan kemampuan komunikasi mereka. Namun, dalam proses pembuatan MADING, kami juga berfokus pada pentingnya menjunjung tinggi nilai leluhur dan menghindari plagiat.

Dalam kelompok diskusi kami, kami mengeksplorasi bagaimana kita dapat mencapai tujuan ini. Salah satu pendekatan yang kami bahas adalah melalui parafrase sederhana saat mengutip sumber informasi. Dengan melakukan parafrase, siswa dapat menggambarkan kembali informasi yang mereka temukan, menghindari penyalinan langsung, dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi tersebut. Ini adalah langkah penting dalam mengajarkan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengolah informasi dengan cara yang bermakna.

Selain itu, ketika siswa mengutip sebuah artikel atau sumber informasi lainnya, penting untuk mencantumkan sumbernya dengan jelas. Ini adalah cara untuk menghormati dan mengakui karya orang lain serta menghindari pelanggaran hak cipta. Dalam konteks penerapan profil Pancasila, hal ini juga mencerminkan nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan penghargaan terhadap karya orang lain.

Dalam kegiatan ini, kami mengikuti tahapan ATAP untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang kami ambil benar-benar mengarah pada peningkatan literasi peserta didik. Selanjutnya, kami menerapkan konsep BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Impian, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi) untuk menjadikan ide-ide ini menjadi kenyataan dalam pembelajaran sehari-hari.

Kolaborasi ini telah membuka peluang untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran yang berharga. Dalam upaya mewujudkan visi pendidikan yang lebih baik, kita telah menemukan langkah-langkah konkret dalam meningkatkan literasi peserta didik melalui pembuatan MADING. Melalui langkah-langkah ini, kita juga memastikan bahwa peserta didik tidak hanya mengembangkan kemampuan literasi, tetapi juga menjunjung nilai-nilai Pancasila dan integritas dalam proses pembelajaran mereka. Ini adalah langkah penting menuju perubahan positif dalam dunia pendidikan.



Setelah rangkaian diskusi yang beragam dan penuh inspirasi, besoknya kita kembali berkumpul dalam ruang kolaborasi untuk memaparkan hasil diskusi, melakukan presentasi, serta memberikan umpan balik. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh semangat, kegembiraan, dan kebahagiaan, mengingat keragaman topik yang dibahas dalam kelompok-kelompok diskusi.

Dalam kesempatan ini, saya juga berbagi pengalaman pribadi saya terkait dengan sebuah kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 2 Banjit, yaitu klub jurnalis. Kelompok ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi tentang sekolah dan dunia pendidikan kepada siswa dan masyarakat. Pengalaman ini sangat relevan dengan pembahasan kelompok kami tentang literasi dan plagiarisme.

Kegiatan jurnalis di SMK Negeri 2 Banjit telah dijadwalkan dalam satu semester dan termasuk dalam kalender kegiatan sekolah. Para peserta didik aktif dalam mengumpulkan informasi tentang berbagai kegiatan di sekolah, prestasi siswa, dan isu-isu pendidikan terkini. Mereka juga berperan sebagai pembaca berita, editor, dan penulis artikel untuk dipublikasikan di website sekolah dan media sosial.

Dalam presentasi saya, saya menceritakan bagaimana kegiatan jurnalis ini tidak hanya meningkatkan literasi siswa, tetapi juga membantu mereka memahami pentingnya integritas dan menghindari plagiat. Para jurnalis diajarkan untuk mencari informasi dengan cermat, mengonfirmasi sumber, dan menghindari menyalin teks secara mentah. Mereka juga belajar untuk mencantumkan sumber informasi dengan benar dalam setiap artikel yang mereka tulis. Ini adalah langkah-langkah penting yang memungkinkan mereka menjadi penulis yang etis dan berkualitas.

Pengalaman saya ini membangkitkan antusiasme dari calon guru penggerak lainnya. Mereka melihat potensi besar dalam menerapkan kegiatan serupa di sekolah mereka. Dalam diskusi berikutnya, mereka bertanya tentang bagaimana cara memulai klub jurnalis, bagaimana mengintegrasikan kegiatan literasi, dan bagaimana melibatkan peserta didik secara aktif dalam pengumpulan dan penyampaian informasi. Diskusi ini memberikan inspirasi bagi semua peserta untuk membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan mereka masing-masing.

Kegiatan kolaborasi ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membawa kegembiraan, semangat, dan inspirasi. Ini adalah bukti nyata bagaimana berbagi pengalaman dan gagasan dapat mengilhami orang lain untuk mencapai perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan. Dengan semangat yang berkobar-kobar, kita melanjutkan perjalanan menuju pendidikan yang lebih baik dan penuh inspirasi.



Setelah sejumlah rangkaian kegiatan yang membangun semangat dan inspirasi, langkah selanjutnya adalah melakukan demonstrasi kontekstual. Pada tahap ini, kita akan membuat rancangan tindakan perubahan berdasarkan tahapan B-A-G-J-A. Tujuan dari demonstrasi ini adalah untuk mulai melakukan perubahan pada diri sendiri, sehingga kita semakin berdaya dalam berpihak pada murid dan mewujudkan visi menjadi pemimpin masa depan yang religius, berkelanjutan, dan terhubung dengan prakarsa perubahan.

Pada tahap awal, tugas kita adalah memahami diri sendiri, mengidentifikasi potensi dan kekuatan yang kita miliki. Selain itu, kita juga mencari hal-hal baru dalam diri kita yang dapat membawa manfaat bagi murid. Ini adalah langkah penting dalam proses perubahan diri yang mendukung visi kita.

Visi kita adalah menjadi pemimpin masa depan yang memiliki nilai-nilai religius, berkelanjutan, dan terhubung dengan prakarsa perubahan dalam dunia pendidikan. Dalam konteks ini, kita akan membentuk peserta didik agar mereka dapat berkontribusi aktif dalam kelompok dan mencapai tujuan bersama.

Dalam tugas ini, kita akan menggunakan alur B-A-G-J-A (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Impian, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi) untuk mengarahkan tindakan kita. Pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan akan membantu peserta didik berperan aktif dalam kegiatan berkelompok.

Salah satu strategi yang kita terapkan adalah pembelajaran teman sebaya. Dengan tujuan agar peserta didik berhasil dalam pembelajaran, kita akan mendorong mereka untuk menjadi tutor sebaya bagi teman-teman mereka. Ini adalah cara untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, di mana peserta didik dapat saling membantu dan memotivasi satu sama lain.

Kegiatan dilanjutkan dengan elaborasi pemahaman, yang diadakan pada tanggal 26 September 2023, dan dipandu oleh instruktur Dra. Dwikora Hayuati, M.Pd. dari BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata. Dalam kegiatan ini, pemahaman visi guru penggerak akan diperdalam.

Dra. Dwikora Hayuati memberikan wawasan tentang bagaimana melakukan perubahan dengan langkah-langkah kecil yang dapat mengubah kebiasaan. Perubahan tidak selalu harus revolusioner; seringkali, langkah-langkah kecil yang konsisten dapat memberikan dampak yang signifikan.

Kegiatan ini adalah langkah konkret dalam mewujudkan visi kita. Dengan pemahaman yang lebih dalam dan rancangan tindakan yang kita susun berdasarkan B-A-G-J-A, kita siap untuk memulai perubahan dalam diri kita dan menjadikan visi kita menjadi kenyataan dalam dunia pendidikan.



FELLING (PERASAAN)

Dalam perjalanan belajar saya melalui Modul 1.3 tentang visi Guru Penggerak, perasaan yang mendominasi adalah perasaan senang dan semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam peran sebagai guru penggerak. Modul ini telah memberikan saya wawasan yang mendalam tentang pentingnya memiliki visi yang kuat dalam dunia pendidikan dan bagaimana visi tersebut dapat menjadi pendorong perubahan yang positif.

Saat saya menjalani modul ini, saya merasa senang karena saya merasa semakin siap untuk menghadapi tantangan dan tanggung jawab sebagai guru penggerak. Materi modul ini telah memberikan saya alat dan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana visi yang berfokus pada murid dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi yang kuat dalam mengubah pendidikan.

Lebih dari itu, saya merasa semangat dalam menerapkan dan menjalankan visi yang telah saya rumuskan. Visi saya adalah untuk menciptakan murid yang berkarakter, berintegritas, dan mampu menjadi pemimpin masa depan yang berdedikasi. Saya merasa terdorong untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mewujudkan visi ini.

Semangat dan motivasi saya ini akan menciptakan aura positif dalam menjalankan prakarsa perubahan saya. Saya percaya bahwa dengan semangat yang tinggi, saya dapat memotivasi dan menginspirasi peserta didik serta rekan sejawat saya. Visi yang kuat akan menggerakkan kita untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam pendidikan.

Selama mempelajari modul 1.3, saya juga menyadari bahwa ada banyak hal baru yang saya pelajari. Materi modul ini telah membantu saya untuk merumuskan visi yang lebih jelas dan spesifik, serta memberikan pedoman untuk mencapai visi tersebut. Saya telah memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana memahami dan mendukung perkembangan murid dalam aspek karakter dan nilai-nilai.

Dengan semua pengetahuan dan semangat yang saya dapatkan melalui modul ini, saya merasa siap untuk melangkah ke depan dan mewujudkan visi saya sebagai guru penggerak. Saya yakin bahwa dengan tekad dan kerja keras, visi ini akan menjadi kenyataan dan akan memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan dan masa depan murid-murid kita.

 

FINDINGS (PEMBELAJARAN)

Dalam upaya meraih perubahan positif dalam sebuah komunitas atau lingkungan pendidikan, pembuatan visi yang kuat menjadi langkah awal yang krusial. Visi merupakan pemandu dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan. Namun, untuk memastikan visi tersebut menjadi landasan yang kuat bagi perubahan positif, paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) menjadi panduan yang sangat berharga.

Inkuiri Apresiatif adalah pendekatan yang berfokus pada aset atau kekuatan yang dimiliki oleh individu atau komunitas. Pendekatan ini menekankan pengembangan dan penguatan aset-aset tersebut sebagai langkah awal dalam mencapai perubahan yang positif. Dalam konteks pembuatan visi, fokus pada aset ini sangat penting.

Setelah berhasil menemukan kesepakatan mengenai visi, langkah berikutnya adalah merumuskan pernyataan-pernyataan prakarsa perubahan. Prakarsa perubahan ini memuat kalimat-kalimat yang menjelaskan tindakan konkret yang perlu diambil untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Dalam merumuskan prakarsa perubahan, instrumen A-T-A-P (Aset, Tantangan, Aksi, Pelajaran/Perubahan) digunakan.

Instrumen A-T-A-P membantu dalam memetakan perubahan yang perlu dilakukan dengan mempertimbangkan aset yang ada, tantangan yang dihadapi, tindakan yang akan diambil, dan pembelajaran atau perubahan yang diperlukan dalam proses perubahan tersebut. Ini membantu mengarahkan langkah-langkah perubahan pada hal-hal yang dapat memberikan hasil yang positif.

Setelah merumuskan pernyataan prakarsa perubahan, tahap berikutnya adalah menyusun tahapan pelaksanaan kalimat-kalimat tersebut menggunakan instrumen BAGJA. Tahapan BAGJA adalah model manajemen perubahan yang membantu dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakan perubahan dengan baik. BAGJA adalah singkatan dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.

Dalam tahapan ini, kita mulai dengan menanyakan pertanyaan kunci yang membantu kita memahami esensi dari perubahan yang akan kita lakukan. Selanjutnya, kita belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dan melihat apa yang dapat ditingkatkan. Gali mimpi adalah langkah untuk merumuskan visi yang lebih mendalam, dan kemudian kita merinci rencana tindakan yang akan diambil. Terakhir, kita mengatur eksekusi, mengimplementasikan perubahan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) dan instrumen A-T-A-P serta BAGJA, kita belajar untuk fokus pada aset dan kekuatan yang kita miliki. Dengan berfokus pada aset, kita mampu menangani kelemahan dan tantangan dengan lebih efektif, karena aset yang kuat akan mendukung perubahan positif yang berkelanjutan. Inilah cara Inkuiri Apresiatif membantu kita meraih perubahan positif yang kokoh dan berkelanjutan dalam dunia pendidikan dan komunitas kita.

 

 

FUTURE (PENERAPAN)

Setelah menjalani modul 1.3 yang mengangkat pentingnya visi Guru Penggerak, saya merasa semakin termotivasi untuk mengimplementasikan visi pribadi saya. Visi yang saya rumuskan adalah "Mewujudkan siswa yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila di era globalisasi." Visi ini bukan sekadar kata-kata, tetapi menjadi panduan utama dalam perjalanan saya sebagai guru penggerak.

Salah satu langkah penting dalam menggapai visi adalah merumuskan kalimat prakarsa perubahan yang konkret dan dapat diimplementasikan. Saya merumuskan kalimat prakarsa perubahan sebagai berikut: "Meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran teknologi musik dengan metode berbasis proyek yang sesuai dengan minat dan bakat."

Visi dan kalimat prakarsa perubahan ini tidak hanya menjadi teori, tetapi saya berkomitmen untuk mengimplementasikannya dalam aksi nyata. Saya telah melaksanakan dua kegiatan yang menjadi wujud nyata dari visi dan prakarsa perubahan tersebut.

Kegiatan pertama adalah diseminasi perumusan visi dengan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) saat rapat kerja tahunan bersama seluruh jajaran guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Saya melihat pentingnya berbagi visi dan memberikan pemahaman mengenai pendekatan IA kepada seluruh staf sekolah. Paradigma IA memberikan fokus pada aset dan kekuatan yang dimiliki individu atau komunitas. Dengan berbagi visi ini, kita dapat membawa semua pihak dalam sekolah untuk berperan aktif dalam mewujudkan visi tersebut. Melalui diskusi dan dialog, kita dapat menciptakan komitmen bersama untuk mencapai visi yang kita anut.

Kegiatan kedua adalah implementasi prakarsa perubahan dalam proses pembelajaran teman sebaya di kelas. Saya menerapkan metode berbasis proyek dalam pembelajaran teknologi musik yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Melalui metode ini, siswa diberikan kesempatan untuk belajar secara aktif, berkolaborasi, dan menciptakan sesuatu yang sesuai dengan minat mereka. Ini adalah langkah konkret dalam mewujudkan visi saya untuk menciptakan siswa yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila di era globalisasi.

Dengan menjalankan dua kegiatan ini, saya merasa langkah awal telah diambil dalam menggapai visi saya. Perubahan memerlukan langkah nyata, dan saya berkomitmen untuk terus bergerak maju dalam mencapai tujuan tersebut. Melalui upaya nyata, semoga visi saya untuk menciptakan siswa berkarakter yang siap menghadapi era globalisasi dapat menjadi kenyataan, dan siswa-siswa kami dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di bawah bimbingan kami.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Positif dan Negatif TIK